Sabtu, 02 Januari 2021

Cara Membuat Sabun Cuci Piring

| Sabtu, 02 Januari 2021

 

   Sabun adalah suatu bahan yang biasa digunakan untuk mencuci yang terbuat dari campuran alkali dan trigliserida dari asam lemak rantai karbon dengan melalui reaksi penyabunan (saponifikasi). Sifatnya yang hidrofil pada rantai ion dan hidrofobik pada rantai karbon yang menjadikan sabun ini memiliki kemampuan untuk menghilangkan kotoran dan minyak pada suatu objek.

    Pada saat sabun akan menghilangkan kotoran dan minyak, bagian sabun yang hidrofobik akan larut pada minyak serta mengepung kotoran-kotoran dalam minyak, sedangkan bagian sabun yang hidrofilik akan terlepas pada permukaan yang dibersihkan dan terdispersi pada air. Sabun mudah juga tersuspensi dalam air karena sabun membentuk segerombolan (kurang lebih 50 hingga 150) molekul dimana rantai karbonnya akan mengelompok dengan ujung-ujung yang menghadap ke air.

    Sabun merupakan kebutuhan sekunder yang digunakan sebagai pembersih dengan menggunakan air sebagai media pembersihnya. Pada umumnya sabun berbentuk padatan (sabun batang) dan berbentuk cair (sabun cair). Salah satu contoh fungsi sabun cair yaitu sabun untuk mencuci piring.

    Sabun pencuci piring cair merupakan suatu campuran surfaktan yang digunakan sebagai pembersih pada peralatan-peralatan makan. Bahan aktif yang terkadung dalam sabun pencuci piring cair adalah Sodium Lauril Sulfat (SLS) atau biasa disebut dengan nama dagang Texapon, dengan rumus kimia C12H24SO4Na.

Alat-alat yang digunakan:

  1. Wadah/Ember (3 buah)
  2. Pengaduk (1 buah)
  3. Gelas Ukur ukuran 10mL & 1000mL
  4. Timbangan 
  5. Botol dan kemasan 1000mL

Bahan yang digunakan:

  1. Texapon 70 10% 80gr                  
  2. Camperland 32gr
  3. Citric Acid 1% 2,4mL    
  4. EDTA 0,1% 1gr                
  5. Sodium Benzoat 1,6gr     
  6. Garam Dapur 14gr       
  7. Soda Abu 1,6gr               
  8. Gliserin/Gliserol secukupnya (biasanya di bawah 10mL)    
  9. Desinfectant 0,1% 80mL
  10. Pewarna secukupnya (biasanya 5-6mL)
  11. Pewangi/Parfum secukupnya (biasanya 6-7mL)
  12. Aquadest/Air menyesuaikan
Nb: Takaran di atas untuk kapasitas produksi sabun cair 1000mL.

Analisis setiap bahan yang digunakan:

  1. Texapon adalah nama dagang dari senyawa kimia Sodium Lauril Sulfat (SLS) atau bisa disebut Sodium Dodecyl Sulfat (SDS/NaDS) dengan rumus kimia (C12H24SO4Na). Texapon adalah senyawa surfaktan yang biasanya berbentuk bubuk atau gel berwarna bening, akan tetapi untuk pembuatan sabun cuci piring rata-rata menggunakan Texapon yang berbentuk gel. Texapon merupakan bahan aktif yang berfungsi sebagai pengangkat kotoran dan penghasil busa.
  2. Camperland adalah nama dagang dari senyawa kimia Cocomidoprophyl Betaine (CAB/CAPB) yang merupakan senyawa basa lemah bersifat hidrofilik & higroskopis (jika berbentuk padatan). Camperland yang digunakan untuk pembuatan sabun cuci piring biasanya berbentuk cairan kental. Senyawa ini berfungsi sebagai bahan pengental dan penambah busa menjadi gelembung-gelembung kecil (foam booster)
  3. Citric Acid adalah senyawa asam organik lemah yang didapat secara alami pada daun dan buah genus citrus, yang memiliki rumus kimia (C6H8O7). Citric Acid pada umumnya berbentuk bubuk, tetapi dalam pembuatan sabun cuci piring, citric acid yang biasa digunakan berbentuk cair berwarna oranye coklat. Senyawa ini berfungsi sebagai pengangkat lemak.
  4. EDTA (Ethylene Diamine Tetra-Acetic Acid) adalah senyawa asam kompleks yang memiliki rumus kimia (C10H16N2O8). Pada umumnya senyawa ini memiliki bentuk bubuk dan cair, akan tetapi senyawa yang digunakan dalam pembuatan sabun cair biasanya berbentuk cair. EDTA memiliki fungsi sebagai pengawet sabun cair dan dapat bertahan selama 8 tahun. 
  5. Sodium Benzoat adalah garam natrium dari asam benzoat yang muncul ketika dilarutkan dalam air yang memiliki rumus kimia (C7H5NaO2). Senyawa ini berbentuk serbuk yang berfungsi untuk mempercepat pengangkatan kotoran dan sebagai pengental. 
  6. Garam Dapur memiliki nama lain Sodium Cloride dengan rumus kimia (NaCl). Senyawa ini berfungsi sebagai pengental sabun ketika masih berupa air.
  7. Soda Abu adalah nama dagang dari senyawa kimia Sodium Karbonat serta merupakan garam natrium dari asam karbonat yang mudah larut dalam air dan memiliki rumus kimia (Na2CO3). Senyawa ini berfungsi untuk meningkatkan daya bersih pada sabun.
  8. Gliserin adalah nama dagang dari senyawa kimia gliserol yang memiliki rumus kimia (C3H8O3). Senyawa ini memiliki sifat mudah larut dalam air dan menyerap air sehingga senyawa ini dapat berfungsi untuk melembutkan kulit dengan melindungi kulit dari kekeringan. 
  9. Desinfectant adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri dengan konsentrasi yang relatif kecil sekitar 0,1%.
  10. Pewarna biasanya memiliki bentuk bubuk atau cair, rata-rata yang dipakai untuk pembuatan sabun cair menggunakan pewarna makanan berbentuk cair. Dan penggunaannya dituangkan sedikit demi sedikit agar didapat warna yang diinginkan.
  11. Pewangi/Parfum memiliki bentuk cair yang berfungsi sebagai penambah bau/aroma pada sabun cair. 
  12. Aquadest/Air adalah substansi kimia yang memiliki rumus kimia (H₂O) dan berfungsi sebagai pelarut serta pengencer. 

Tata Cara Pembuatan:

  1. Siapkan alat dan bahan.
  2. Timbang dan ukur seluruh bahan yang dibutuhkan.
  3. Larutkan Garam Dapur dan larutkan Soda Abu lalu campurkan di wadah 1, tunggu hingga terjadi pengendapan, lalu saring.
  4. Campurkan Aquadest dan Desinfectant pada wadah 2.
  5. Campurkan Texapon dengan campuran garam dapur & soda abu yang telah disaring di wadah 1 tadi pada wadah 3 dan aduk rata hingga berwarna seperti putih susu.
  6. Masukkan Camperland, Sodium Benzoat, Citric Acid, dan EDTA ke dalam wadah 3 yang sebelumnya berisi campuran Texapon dengan campuran garam dapur dan soda abu yang telah disaring tersebut. Aduk hingga rata.
  7. Tuangkan sedikit demi sedikit campuran Aquadest dan Desinfectant pada wadah 2 ke wadah 3, aduk perlahan searah hingga homogen.
  8. Tambahkan gliserin/gliserol, pewarna, dan parfum sambil terus diaduk perlahan searah hingga homogen.
  9. Cek kekentalan sabun cuci piring. Jika dirasa masih terlalu kental, tambahkan Aquadest secukupnya.
  10. Jika telah selesai, diamkan selama 8 jam agar buih sabun yang terbentuk menghilang.
  11. sambil menunggu buih sabun menghilang, siapkan botol atau kemasan untuk tempat sabun cuci piring tersebut.

Warning:

Untuk menghasilkan produk yang good quality, hal yang perlu perhatikan:
  • Proses agitasi/pengadukan jika dilakukan secara manual, benar-benar lakukan secara perlahan dan searah.
  • Penambahan bahan benar-benar sedikit demi sedikit ketika proses agitasi/pengadukan sudah mulai dilakukan dan proses agitasi/pengadukan terus berjalan ketika bahan dituang sedikit demi sedikit.
  • Perhitungkan penambahan Aquadest untuk mendapatkan tingkat kekentalan sabun cuci piring yang sesuai.
  • Aquadest boleh diganti dengan air biasa asalkan air tersebut tidak mengandung tingkat kesadahan yang tinggi.
  • Konsentrasi (sodium benzoat, garam dapur, soda abu) merupakan variabel berubah salah satu penentu kualitas sabun cuci piring jadi bisa diteliti sendiri.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar